Wisata Muslim Jepang -
Sahabat wisata muslim pasti tidak asing lagi dengan gunung yang satu
ini, minimal pernah mendengar namanya, bukan? Ya, Fujiyama atau Gunung
Fuji!
Sedikit mengulas tentang nama, sebenarnya Fujiyama
sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Fuji dan Yama. Yama
sendiri berarti gunung. Jadi, penyebutan gunung ini sebenarnya cukup
Fujiyama saja, yang berarti Gunung Fuji.
Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang. Diperkirakan, ketinggian gunung yang menjadi ikon negeri matahari terbit
ini sekitar 3,776.24 m. Setiap tahun, Gunung Fuji menjadi tempat
favorit para pendaki sekaligus sebagai tempat tujuan wisata. Setidaknya,
terdapat sekitar 200.000 pengunjung, yang 30% di antaranya berasal dari
mancanegara.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepang, tak lengkap rasanya jika tidak
menginjakkan kaki di gunung ini, minimal berfoto dengan latar belakang
Gunung Fuji. Ikon negeri matahari terbit ini terletak di perbatasan kota
Shiuoka dan Yamanashi, sekitar 100 km sebelah barat kota Tokyo, ibukota
negara Jepang. Selain itu, Gunung Fuji terletak dekat dengan pesisir
Pasifik di pusat Honshu serta dikelilingi oleh tiga kota, yaitu Gotemba
(timur), Fuji-Yoshida (utara), dan Fujinomiya (barat daya).
Bagi masyarakat Jepang, Gunung Fuji merupakan gunung keabadian. Mereka menyebutnya dengan “Fuji San”.
Nah, di balik keindahan panorama Gunung Fuji, terdapat sebuah legenda
menarik. Legenda ini bisa sahabat wisata muslim ikuti pada artikel
berjudul Legenda Fujiyama, Sang Gunung Keabadian.
Sahabat wisata muslim, seperti kita ketahui, Jepang memiliki empat
musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Bagi wisatawan, musim panas adalah musim favorit untuk mendaki Gunung Fujiyama.
Hal ini disebabkan musim panas merupakan saat yang baik dan aman untuk
mendaki. Pada musim panas, suhu di puncak gunung tidak terlalu dingin,
yaitu sekitar 5 derajat celsius. Sementara mendekati musim gugur hingga
semi, puncak Gunung Fujiyama masih diselimuti salju. Kondisi ini tentu
akan terasa menyulitkan bagi orang biasa.
Pendakian ke puncak Gunung Fujiyama dilakukan bersama-sama.
Biasanya, perjalanan dimulai sekitar pukul 10 malam waktu setempat.
Sepanjang perjalanan, terdapat beberapa pos peristirahatan. Di sini,
para pendaki bisa beristirahat sambil membeli camilan atau air minum
untuk bekal di perjalanan.
Jika pendakian lancar, pengunjung akan sampai di puncak sekitar pukul
tiga dini hari. Pengunjung bisa menikmati sarapan pagi berupa mi ramen
yang dijual di kedai atau kios yang terletak di puncak Gunung Fujiyama.
Tak hanya makanan, kios-kios ini juga menawarkan beragam souvenir.
O, ya. Perjalanan menuju puncak gunung didominasi dengan pemandangan
berupa tanah bebatuan. Jadi, tidak ditemukan adanya pepohonan. Di
sepanjang jalan juga terpasang pagar tali sehingga orang awam pun tak
perlu khawatir tersesat.
Aktivitas menunggu terbitnya matahari bisa dilakukan sejak pukul
setengah lima pagi. Di sinilah para pendaki berkumpul untuk menyambut
terbitnya matahari. Dengan kilaunya, matahari pagi mulai muncul dan
menyapa pendaki sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Inilah momen yang
tidak akan pernah akan dirasakan selain dengan mendaki puncak Gunung
Fujiyama. Hamparan awan yang ada di bawah terlihat seperti rawa-rawa
yang sangat luas. Hal ini disebabkan puncak Gunung Fujiyama berada di
atas awan.
Di puncak gunung terlihat sebuah kawah, tetapi tampak kering dan tidak
terlihat adanya api atau asap. Meski memiliki kemungkinan kecil untuk
meletus, status Gunung Fuji masih dikelompokkan dalam gunung aktif.
Bagi penduduk Jepang yang menganut agama Shinto, gunung merupakan tempat
yang sakral. Tak heran jika terdapat gerbang, Torii Gate, yang bisa
dilihat di sepanjang perjalanan. Tori Gate ini sama seperti yang ada di
kuil. Di pilarnya kita bisa menemukan semacam koin yang tertancap sampai
setengah bagian.
Sahabat wisata muslim, ada sebuah fenomena alam yang tidak semua
pengunjung bisa mendapatkan atau melihatnya. Fenomena itu berupa sungai
yang mengalir dari puncak Gunung Fuji. Sebuah stasiun TV pernah membahas
tentang adanya sungai di Gunung Fuji ini. Namun, beberapa orang yang
pernah mendaki ke gunung tersebut mengaku tidak menjumpainya.
Fenomena adanya sungai ini sangat dimungkinkan sebab selama tiga musim
puncak Gunung Fuji selalu ditutupi salju. Pada saat musim panas, salju
pun mulai mencair dan mengalir sehingga membentuk aliran sungai yang
tidak permanen. Bahkan, jika beruntung, pendaki bisa menemukan salju
meskipun hanya sedikit.
Gunung Fuji memang indah. Terlebih jika dipadu dengan suasana alam di
mana wisatawan berpose. Jika musim bunga sakura tiba, pemandangan
berlatar belakang bunga sakura dan Gunung Fuji akan terlihat sangat
indah. Panorama Gunung Fuji juga bisa dilihat dari dalam kereta super
cepat. Kereta yang akan membawa penumpangnya dari Yokohama menuju
Shizuoka.